Langsung ke konten utama

Idap kanker, tapi ingin puasa? Ini saran dan solusinya


Umat Islam diwajibkan berpuasa selama Ramadhan, kecuali bagi orang yang secara medis tidak memungkinkan. Bagaimana dengan pengidap kanker, amankah berpuasa?

Selama tidak mengalami komplikasi, tubuh dalam kondisi stabil, dan berada di bawah pengawasan dokter, pengidap kanker diperbolehkan puasa. Bahkan, menurut hasil studi Universitas Southern California, Amerika Serikat, setelah berpuasa selama beberapa waktu, pengidap kanker yang menjalani kemoterapi lebih bertahan pada efek samping melelahkan. Hasil studi juga menyebutkan, pengidap kanker yang berpuasa selama 72 jam sebelum pengobatan, cenderung mengalami toksisitas lebih rendah dan efek lebih ringan pada sumsum tulang dari kemoterapi.

Dengan puasa, hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tingkat IGF-1, yaitu hormon pertumbuhan yang terkait dengan perkembangan tumor dan risiko kanker. Puasa yang dijalani pengidap kanker juga dapat memperbaharui sel-sel stem yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih kuat melawan sel kanker.

Bagi pengidap kanker yang ingin puasa, harus memperhatikan asupan makanan harian, sehingga kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi selama menjalani pengobatan. Rancang dan atur dengan baik makanan, baik jenis maupun porsinya. Untuk memastikan, sebaiknya pengidap kanker mengkonsultasikan dengan ahli gizi.

Untuk menopang pengobatan selama puasa Ramadhan, saat sahur dan berbuka, kepada pengidap kanker atau tumor dianjurkan mengkonsumsi juga ZEDACA. ZEDACA merupakan ramuan herbal khusus untuk mengatasi kanker dengan cara memblokir, menonaktifkan pertumbuhan, dan meluruhkan sel kanker, tumor, kista, maupun mium. Selain itu, ZEDACA juga dapat mencegah kerusakan/bermutasinya sel pemicu kanker, sehingga dapat menurunkan risiko ancaman kanker. Insya Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Haid Tidak Teratur? Shad Lin Nisa Solusi Alami dan Halal

Bingung karena “tamu bulanan” lama tidak datang, padahal tidak sedang hamil? Atau kesal karena haid tidak menentu datangnya? Sahabat Wanita SNW, darah haid adalah dampak dari luruhnya dinding rahim yang menebal dan banyak mengandung pembuluh darah karena di rahim tidak terjadi pembuahan. Idealnya, wanita yang tidak sedang hamil, secara normal akan mengalami menstruasi (mengeluarkan darah haid) se tiap bulan. Bila darah haid tidak dikeluarkan dalam waktu cukup lama, Anda layak waspada! Darah haid yang lama tidak keluar dapat mengendap dan membentuk jaringan seperti kista. Bila kista ini terus membesar dan menimbulkan perlekatan, maka sewaktu-waktu dapat pecah, membahayakan, bahkan dapat memicu kanker. Untuk menghindari hal-hal yang berdampal fatal, bila Anda tidak sedang hamil, jaga siklus haid Anda agar tetap teratur dengan SHAD LIN NISA. SHAD LIN NISA adalah kapsul yang dibuat dari berbagai herbal khusus seperti Gallae (majaan), Parameriae cortex (kayu rapat), Granati fructus corte...

Minum Madu Malam Hari?

Madu dikenal sebagai antibiotik alami yang dapat melumpuhkan bakteri dan jamur penyebab penyakit. Mengapa? Madu terdiri dari 17% air, sisanya adalah zat gula berupa fruktosa dan glukosa. Fruktosa dan glukosa ini bersifat menarik air. Teksturnya sangat kental karena madu merupakan larutan sangat jenuh yang tidak mudah larut dalam suhu ruangan. Karena bersifat menarik air, maka ketika ada bakteri a tau jamur masuk ke tubuh, maka madu akan bekerja untuk menarik air keluar dari bakteri atau jamur tersebut, lalu melumpuhkannya. Madu juga tidak mengandung cukup air sehingga bakteri tidak dapat bertahan hidup di dalamnya. Di dalam madu juga terdapat glukosa oksidasi yang membuat madu bersifat sangat asam. Kondisi ini membuat bakteri dan jamur tidak dapat berkembang. Di dalam madu juga terdapat protein bee defensin-1, bagian dari sistem imun lebah yang didesain untuk melindungi mereka dari bakteri penyebab penyakit. Banyak penelitian jugatelah membuktikan bahwa protein ini merupakan antibak...

Susah Buang Air Kecil atau Saluran Kencing Menyempit?

Buang air kecil adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan racun (detoksifikasi). Urin yang dikeluarkan merupakan hasil proses ekskresi dari penyaringan ginjal untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah dan menjaga homeostasis cairan tubuh. Bila tidak dikeluarkan, akan meningkatkan risiko retensi urin, yakni gangguan pada kandung kemih sehingga kesulitan untuk mengeluarkan atau mengosongkan urin. Retensi urin dapat memicu terjadinya infeksi saluran kemih fatal. Hal ini terjadi karena kuman akan berkembang dalam urin yang berada terlalu lama dalam kandung kemih. Infeksi ini dapat menyebar ke ginjal dan menyebabkan kondisi yang lebih serius. Beberapa dampak negatif lain bila urin terlalu lama di dalam kantung kemih adalah infeksi saluran kencing, kandung kemih yang sensitif, batu ginjal, dan peradangan kandung kemih. Untuk mengurangi risiko, lancarnya buang air kecil dan tidak terlalu lama menahan buang air kecil adalah kuncinya. Bila Anda kesulitan buang air kecil akibat salur...